BERPIKIR SEJARAH
DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH
Disusun
untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
Dosen Pengampuh Dr.Suranto, M.Pd
Oleh:
Adam Sukarno P
120210302082
PRODI
PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
JEMBER
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatnya serta karunianya sehingga makalah ini dapat
terselesaikan dengan baik. Kami menyampaikan rasa terima kasih kepada semua
pihak yang telah memberikan bantuan atas terselesainya makalah ini.
Makalah ini disusun
dengan tujuan sebagai bahan diskusi mata kuliah “Strategi Belajar Mengajar” dan sebagai
media untuk lebih mendalami setiap unit yang akan dipelajari dan dibahas dalam
mata kuliah ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih
belum sempurna. oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat
diperlukan untuk memperbaiki makalah yang telah dibuat. Akhirnya
semoga makalah ini dapat berguna bagi kita, amien ya rabbal alamin.
Jember, 10 Oktober 2014
Penyusun
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Tumbuh
kembangnya dukungan bagi mata pelajaran sejarah yang lebih baik, dimulai pada
tingkatan-tingkatan atau pada kelas-kelas awal dari pendidikan dasar, adalah
salah satu pertanda yang membanggakan pada dekade ini. Tanpa sejarah, seseorang
ataupun suatu bangsa tidak dapat mengidentifikasi dan memecahkan segala
permasalahan-permasalahan sosial, politik, atau isu-isu moral di masyarakat,
sehingga akan sulit berperan aktif dalam kehidupan bernegara yang demokratis
seperti yang dicita-citakan. Hal yang menarik dari standar nasional sejarah ini
adalah diperkenalkannya dua konsep yang dikenal sebagai Historical Thinking dan
Historical Understanding. Kedua konsep tersebut dijabarkan ke dalam serangkaian
kemampuan standar minimal yang bersifat umum di dalam lingkup kesejarahan yang
harus dikuasai oleh siswa sekolah pada setiap tingkatan di seluruh Amerika
Serikat. Sedangkan untuk implementasinya diserahkan kepada kebebasan dan
otoritas guru selaku pengelola kelasnya masing-masing.
Siswa-siswa
sekarang dari berbagai jenjang, lebih dari sebelumnya, membutuhkan juga
pengertian komprehensif mengenai Sejarah Dunia, dan Masyarakat dari berbagai
budaya dan peradaban yang telah mengembangkan ide- idenya,
institusi-institusinya, serta pandangan hidup yang berbeda dengan yang dimiliki oleh para siswa. Sehingga para siswa
dapat mengapresiasi perbedaan budaya- budaya di dunia, rasa kemanusiaan, dan
permasalahan-permasalahan yang umum dialami manusia.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah teori berpikir sejarah?
2. Bagaimanakah faktor berpikir sejarah?
3. Bagaimanakah mengembangkan cara berpikir sejarah?
1.3 Tujuan
Ø Untuk mengetahui Teori berfikir sejarah.
Ø Untuk
mengetahui faktor berpikir sejarah.
Ø .Untuk
mengetahui bagaimana mengembangkan berpikir
sejarah.
1.4 Manfaat
Ø Dapat mengetahui Teori berfikir sejarah..
Ø Dapat mengetahui faktor berpikir sejarah.
Ø Dapat mengetahui bagaimana mengembangkan berpikir
sejarah.
BAB II. PEMBAHASAN
2.1 Teori Berfikir Sejarah
Cara
berfikir sejarah dalam mengkaji peristiwa-peristiwa yang dipelajarinya terbagi
menjadi empat konsep, yaitu konsep periodisasi, konsep kronologi, konsep
kronik, dan historiografi. Untuk lebih mengerti, berikut penjelasannya:
1. Konsep Periodisasi dalam
Ilmu Sejarah
Secara umum periodisasi artinya
tingkat perkembangan masa atau pembabakan suatu masa. Sedangkan periodisasi
dalam sejarah berarti tingkat perkembangan masa dalam sejarah atau pembabakan
masa dalam sejarah. Para ahli ataupun sejarawan akan kesulitan dalam memahami
ataupun membahas masalah-masalah yang muncul dalam sejarah kehidupan manusia.
Karena itu, untuk mempermudah memahaminya, para ahli kemudian menyusun suatu
periodisasi sejarah atau pembabakan-pembabakan masa sejarah.
Contoh periodisasi adalah
periodisasi sejarah Eropa sampai sekarang. Terdiri dari sejarah Eropa Purba
-> Sejarah Eropa Kuno -> Sejarah Eropa Abad Pertengahan -> Sejarah
Eropa Zaman Renaisans dan Humanisme -> Sejarah Eropa Baru -> Sejarah
Eropa Modern. Untuk mempermudah pemahaman sejarah Eropa secara utuh, maka
dilakukan pembabakan masa atau periodisasi yang setiap periode waktunyanya
memiliki ciri-ciri tersendiri.
2. Konsep Kronologi
dalam Ilmu Sejarah
Kehidupan umat manusia diliputi
oleh berbagai perkembangan, baik dalam tingkat yang sangat sederhana sampai
yang lebih kompleks. Setiap masa dalam kehidupan manusia selalu diliputi oleh
peristiwa. Peristiwa itu bisa besar seperti Perang Dunia I dan II, Proklamasi
kemerdekaan, dan lain-lain. Bisa pula peristiwa kecil dari umat manusia seperti
kenaikan tahta seorang raja, ikatan pernikahan dan sebagainya. Inilah sebabnya
ilmu sejarah merupakan suatu ilmu yang memiliki hubungan erat dengan kehidupan
manusia.
Dengan kompleksnya peristiwa yang terjadi dalam
kehidupan manusia, maka setiap peristiwa diklasifikasikan berdasarkan bentuk
dan jenis-jenis peristiwa tersebut. Disinilah kemudian konsep kronologis
berfungsi, peristiwa yang telah diklasifikasikan tadi, disusun secara
kronologis berdasarkan urutan waktu kejadian dari peristwa-peristiwa tersebut.
3. Historiografi dalam sejarah
Penulisan adalah puncak
segala-galanya. Apa yang dituliskan, itulah sejarah, yaitu sejarah sebagaimana
ia dikisahkan, yang mencoba mengungkap dan memahami sejarah sebagaimana
terjadinya. Dan hanya penulisan sejarah inilah yang disebut historiografi.
Historiografi terbentuk dari dua
akar kata yaitu history dan grafi. Histori artinya sejarah dan grafi artinya
tulisan. Jadi historiografi artinya adalah tulisan sejarah, baik itu yang
bersifat ilmiah (problem oriented) maupun yang tidak bersifat ilmiah (no
problem oriented).
Problem oriented artinya karya
sejarah ditulis bersifat ilmiah dan berorientasi kepada pemecahan masalah
(problem solving), yang tentu saja penulisannya menggunakan seperangkat metode
penelitian. Sedangkan yang dimaksud dengan no problem orientedadalah karya
tulis sejarah yang ditulis tidak berorientasi kepada pemecahan masalah dan
ditulis secara naratif, juga tidak menggunakan metode penelitian. Historiografi
merupakan tahap terakhir dalam penyusunan sejarah.
.
2.2 Konsep Berfikir Sejarah
Menurut Galtung, sejarah adalah ilmu
diakronis berasal dari kata diachronich; ( dia dalam bahasa latin artinya
melalui/ melampaui dan chronicus artinya waktu ). Diakronis artinya
memanjang dalam waktu tetapi terbatas dalam ruang. Sinkronis artinya
meluas dalam ruang tetapi terbatas dalam waktu.
a)
Cara berfikir kronologis diakronis dalam mempelajari
sejarah
1) Kronologi
Kronologi adalah catatan
kejadian-kejadian yang diurutkan sesuai dengan waktu terjadinya. Kronologi
dalam peristiwa sejarah dapat membantu merekonstruksi kembali suatu peristiwa
berdasarkan urutan waktu secara tepat, selain itu dapat juga membantu untuk
membandingkan kejadian sejarah dalam waktu yang sama di tempat berbeda yang
terkait peristiwanya.
b)
Cara
berfikir diakronik dalam mempelajari sejarah
Sejarah itu diakronis maksudnya memanjang
dalam waktu, sedangkan ilmu-ilmu sosial itu sinkronis maksudnya melebar dalam
ruang. Sejarah mementingkan proses, sejarah akan
membicarakan satu peristiwa tertentu dengan tempat tertentu, dari waktu A
sampai waktu B.
Contoh:
Perkembangan Sarekat Islam di Solo,
1911-1920
Terjadinya Perang Diponegaro,
1925-1930;
Revolusi Fisik di Indonesia,
1945-1949;
Gerakan Zionisme 1897-1948 dan
sebagainya.
c)
Cara berfikir
sinkronik dalam mempelajari sejarah
Sedangkan ilmu
sosial itu sinkronik (menekankan struktur) artinya ilmu sosial meluas dalam
ruang. Pendekatan sinkronis menganalisa sesuatu tertentu pada saat tertentu, titik
tetap pada waktunya. Ini tidak berusaha untuk membuat kesimpulan tentang
perkembangan peristiwa yang berkontribusi pada kondisi saat ini, tetapi hanya
menganalisis suatu kondisi seperti itu.
Contoh: satu
mungkin menggunakan pendekatan sinkronis untuk menggambarkan keadaan ekonomi
di Indonesia pada suatu waktu tertentu, menganalisis struktur dan fungsi
ekonomi hanya pada keadaan tertentu dan pada di saat itu.Penelitian arsip
memungkinkan orang untuk meneliti waktu yang panjang. Istilah memanjang
dalam waktu itu meliputi juga gejala sejarah yang ada didalam waktu yang
panjang itu.Ada juga yang menyebutkan ilmu sinkronis, yaitu ilmu yang meneliti
gejala - gejala yang meluas dalam ruang tetapi dalam waktu yang terbatas.
Sedangkan contoh penulisan sejarah
dengan topik - topik dari ilmu sosial yang disusun dengan cara sinkronis
lainnya misalnya adalah:
- Tarekat Naqsyabandiyah
- Qodiriyah di pesantren -
pesantren Jawa´;
- Kota - kota metropolitan : Jakarta
, Surabaya dan Medan´; (metode survey dan interview hanya
Memungkinkan topik yang kontemporer
dengan jangka waktu yang pendek, tetapi bisa jadi ruangnya yang
sangat luas. Kedua ilmu ini saling berhubungan
( ilmu sejarah dan ilmu – ilmu sosial ). Kita ingin mencatat bahwa ada
persilangan antara sejarah yang diakronis dan ilmu sosial lain yang sinkronis
Artinya ada kalanya sejarah menggunakan ilmu sosial, dan sebaliknya, ilmu
sosial menggunakan sejarah Ilmu diakronis bercampur dengan sinkronis
Contoh:
- Elit Agama dan Politik 1945- 2003 (yang ditulis ahli sosiologi )
- Peranan militer dalam politik,1945-1999 ( yang ditulis seorang
ahli ilmu politik)
d)
Mendeskripsikan konsep ruang dan waktu
1) Konsep Ruang
Ø Ruang adalah konsep yang paling melekat dengan
waktu.
Ø Ruang
merupakan tempat terjadinya berbagai peristiwa - peristiwa sejarah dalam
perjalanan waktu.
Ø Penelaahan
suatu peristiwa berdasarkan dimensi waktunya tidak dapat terlepaskan dari ruang
waktu terjadinya peristiwa tersebut.
Ø Jika waktu
menitik beratkan pada aspek kapan peristiwa itu terjadi, maka konsep ruang
menitikberatkan pada aspek tempat, dimana peristiwa itu terjadi.
2) Konsep waktu
Ø Masa lampau
itu sendiri merupakan sebuah masa yang sudah terlewati. Tetapi, masa lampau
bukan merupakan suatu masa yang final, terhenti, dan tertutup.
Ø Masa lampau
itu bersifat terbuka dan berkesinambungan. Sehingga, dalam sejarah, masa lampau
manusia bukan demi masa lampau itu sendiri dan dilupakan begitu saja, sebab
sejarah itu berkesinambungan apa yang terjadi dimasa lampau dapat dijadikan
gambaran bagi kita untuk bertindak dimasa sekarang dan untuk mencapai kehidupan
yang lebih baik di masa mendatang.
Ø Sejarah
dapat digunakan sebagai modal bertindak di masa kini dan menjadi acuan untuk perencanaan
masa yang akan dating.
3) Keterkaitan
konsep ruang dan waktu dalam sejarah
Ø Konsep ruang
dan waktu merupakan unsur penting yang tidak dapat dipisahkan dalam suatu
peristiwa dan perubahannya dalam kehidupan manusia sebagai subyek atau pelaku
sejarah
Ø Segala
aktivitas manusia pasti berlangsung bersamaan dengan tempat dan waktu kejadian
Ø Manusia
selama hidupnya tidak bisa dilepaskan dari unsur tempat dan waktu karena
perjalanan manusia sama dengan perjalanan waktu itu sendiri pada suatu tempat
dimana manusia hidup ( beraktivitas )
2.3 Pemahaman dalam Berpikir Sejarah
Menurut Bettelheim
(Nash, 1996:2) mempelajari sejarah adalah “rich food for their imagination, a
sense of history, how the present situation come about”. Sejarah akan
memperluas pengalaman siswa, seperti dikatakan oleh Phenix (Nash, 1996:2) “a
sense of personal involvement in exemplary lives and significant events, an
appreciation of values and vision of greatness”. Sejarah menghu bungkan siswa
dengan “akarnya”, dan mengembangkan rasa memiliki (a sense of personal
belonging). Agar dapat mencapai apa yang dikemukakan oleh Bettelheim maupun
Phenix maka materi sejarah yang akan diberikan kepada siswa dikembangkan
berdasarkan 2 (dua) landasan utama, yaitu:
a. Pemahaman
sejarah Pemahaman kesejarahan didefinisikan sebagai apa yang harus diketahui
oleh siswa tentang sejarah (keluarga, masyarakat, negara, dan dunia). Pemahaman
ini digambarkan dari catatan (aspirasi, usaha, perlakuan, kegagalan) aktivitas
manusia dalam aspek sosial, politik, sain dan teknologi, ekonomi dan budaya,
yang diselaraskan dengan tingkat pemahaman siswa. Memperkenalkan sejarah,
seperti sejarah keluarga, sejarah masyarakat, sejarah nasional, dan berbagai
sejarah budaya bangsa-bangsa di dunia, akan mengantarkan mereka pada kehidupan,
aspirasi, perjuangan, dan usaha, serta kegagalan dari kehidupan nyata manusia
yang secara kontekstual disesuaikan dengan tingkat kematangan berpikir mereka.
Sehingga jika diuraikan, maka akan kita dapatkan tiga hal
berikut ini: Melalui sejarah diperoleh pemahaman yang mendalam tentang
masyarakat, perbedaan dan perubahan pola struktur keluarga, perbedaan peran
laki-laki dan perempuan, peran anak dan kehidupan masa kanak-kanak, dalam berbagai kelompok
yang bervariasi, dan hubungan antara
individu dengan kelompoknya. Melalui sejarah siswa memperoleh pemahaman yang
mendalam tentang pola ilmiah untuk mencari pemahaman tentang dunia tempat
manusia hidup dan melakukan sesuatu dengan lebih baik/efisien; pemahaman
tentang apa yang telah diperoleh manusia termasuk perkembangan sain dan
teknologi yang menciptakan terjadinya perubahan. Melalui sejarah siswa mulai memahami iklim
politik yang berkembang dalam masyarakat lokal hingga kepada masyarakat dunia.
Hal yang penting sebagai inti
permasalahan ini adalah memahami nilai-nilai demokrasi.
b. Keterampilan
berpikir kesejarahan Keterampilan berpikir kesejarahan adalah kemampuan yang
harus dikembangkan agar siswa dapat membedakan waktu lampau, masa kini, dan
masa yang akan datang; melihat dan mengevaluasi evidensi; membandingkan dan
menganalisis antara cerita sejarah, ilustrasi, dan catatan dari masa lalu;
menginterpretasikan catatan sejarah; dan membangun suatu cerita sejarah
berdasarkan pemahaman yang sesuai dengan tingkat perkembangan berpikirnya. Sejarah
dapat membuka kesempatan bagi siswa untuk melakukan analisis dan mengembangkan
analisis terhadap aktivitas manusia dan hubungannya dengan sesama. Agar dapat
tercipta atmosfir yang demikian, maka siswa harus dikondisikan untuk aktif
bertanya dan belajar (active learning), tidak hanya secara pasif menyerap
informasi berupa fakta, nama, dan angka tahun sebagai suatu kebenaran. Terdapat
5 (lima) bentuk berpikir kesejarahan yang dapat mengembangkan kemampuan
keterampilan berpikir kesejarahan yakni:
Chronological
Thinking (berpikir kronologis), yaitu membangun tahap awal dari pengertian atas
waktu (masa lalu, sekarang dan masa datang), untuk dapat mengidentifikasi urutan waktu atas setiap kejadian, mengukur
waktu kalender, mengintertretasikan dan menyusun garis waktu, serta menjelaskan
konsep kesinambungan sejarah dan perubahannya. Historical Comprehension,
mencakup kemampuan untuk mendengar dan membaca cerita dan narasi sejarah dengan
penuh pengertian, untuk mengidentifikasi elemen dasar dari suatu narasi atau
struktur kisah, dan untuk mengembangkan kemampuan menggambarkan masa lalu
berdasarkan pengalaman pelaku sejarah, literatur sejarah, seni, artefak, dan
catatan-catatan sejarah dari masanya.
DAFTAR PUSTAKA
Mengembangkan
Aspek Berpikir Kesejarahan di Sekolah Dasar. Historia Jurnal Pendidikan Sejarah
No.2, Vol.I, tahun 2000. Bandung: Historia Utama Press.
Sumantri,
M. 1988. Kurikulum dan Pengajaran. Jakarta: P2LPTK.
Kamarga,
H. 2000. Advance Organizers: Sebuah Model Pembelajaran dalam
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar