Selasa, 23 Desember 2014

LIBERALISME




 LIBERALISME
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Intelektual
Dosen Pengampu Dr. Suranto, M.Pd.





Oleh  :
Adam Sukarno Putra
NIM. 120210302082


Kelas B




PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014

PEMBAHASAN

A.    Konsep Dasar Liberalisme
Liberalisme adalah suatu paham yang menghendaki adanya suatu kebebasan individu dalam segala bidang baik bidang politik, ekonomi, maupun agama. Menurut paham ini titik pusat dalam kehidupan ini adalah individu. Karena dengan adanya individu, masyarakat dapat tersusun dan negara juga dapat terbentuk. Oleh karena itu masyarakat atau negara harus melindungi kebebasan dan kemerdekaan individu. Tiap-tiap individu juga harus memiliki kebebasan dan kemerdekaan dalam bidang politik, ekonomi, maupun agama.
Pertumbuhan dan perkembangan perjuangan kaum liberal semakin nyata dengan munculnya golongan borjuis di Prancis pada abad ke-18 yang menyuarakan liberalisme sebagai aksi protes terhadap kepincangan yang ada di Prancis selama itu. Golongan borjuis ini berhasil mendekati rakyat untuk menentang kekuasaan Raja yang absolute guna mendapatkan kebebasan dan kemerdekaan dalam bidang politik, ekonomi, dan agama. Gerakan liberalisme ini akhirnya meningkat menjadi gerakan politik dengan meletusnya Revolusi Prancis tahun 1789. Satu naskah penting dalam bidang politik yang dihasilkan pada waktu Revolusi Prancis adalah yang lazim disebut “La Declaration des Droits de L’homme et du Citoyen (pernyataan hak-hak asasi manusia dan warga negara)” yang dikumandangkan pada 27 Agustus 1791. Isinya sebagai berikut :
1)      Persamaan dalam lapangan politik dan social bagi semua warga negara
2)      Penghormatan akan hak milik
3)      Kedaulatan bangsa dan negara
4)      Kemungkinan bagi semua warga negara untuk megegang jabatan-jabatan umum
5)      Penghormatan akan pendirian, kepercayaan dan agama
6)      Kemerdekaan berbicara dan pers
Jadi Revolusi Prancis itu sebenarnya revolusinya golongan borjuis yang menuntut adanya kebebasan dan kemerdekaan, yang kemudian mereka disebut sebagai golongan liberal.
B.     Penerapan Liberalisme
·         Bidang Politik
Terbentuknya suatu negara merupakan kehendak dari individu-individu. Dengan kata lain kekuasaan negara yang tertinggi (kedaulatan) dalam suatu negara berada di tangan rakyat. Hal inilah yang kemudian melahirkan negara demokrasi. Agar kebebasan dan kemerdekaan individu tetap dihormati dan dijamin maka harus disusun, dibentuk undang-undang, hokum, parlemen, dan sebagainya.
Demokrasi yang dikehendaki oleh golongan liberal dikenal dengan nama demokrasi liberal seperti yang dianut oleh negara-negara Eropa Barat dan Amerika Serikat. Sedangkan bagi Indonesia sendiri, demokrasi liberal tidak sesuai dengan kepribadian bangsa. Sejarah telah membuktikan bahwa ketika paham ini dipraktikkan pada masa UUD Sementara (1950 – 1959).
·         Bidang Ekonomi
Liberalisme di bidang ekonomi menghendaki adanya system ekonomi yang bebas. Setiap individu, setiap orang harus memiliki kebebasan dan kemerdekaan untuk berusaha, memilih pekerjaan yang disukai, mengumpulkan harta, dan sebagainya. Pemerintah tidak boleh mencampuri dalam kehidupan ekonomi karena masalah itu adalah masalah individu. Semboyan kaum liberal yang terkenal di bidang ekonomi ialah “Laisser faire, laisser passer I” emonde va de lui-meme (produksi bebas, perdagangan bebas dunia akan berjalan sendiri). Hal ini diilhami oleh buku Wealth of Nation karya Adam Smith. Dalam buku ini ditampilkan adanya gagasan-gagasan pokok yang dijadikan dasar bagi paham liberal di bidang ekonomi. Oleh karena itu Adam Smith mendapat julukan sebagai “Bapak Ekonomi Liberal”.
.
·         Bidang Agama
Liberalism menganggap masalah agama adalah masalah individu, maka tiap-tiap individu harus memiliki kebebasan dan kemerdekaan untuk memilih agama yang disukainya. Pemerintah tidak boleh ikut campur dalam masalah agama. Liberalisme di bidang agama menghendaki adanya kebebasan untuk memilih agama yang disukainya dan bebas beribadah menurut agama yang dianutnya.
C.    Perkembangan Liberalisme di Indonesia
Secara umum, liberalisme mencita-citakan suatu masyarakat yang bebas, dicirikan oleh kebebasan berpikir bagi para individu. Paham liberalisme menolak adanya pembatasan, khususnya dari pemerintah dan agama. Sekularisme sebagai akar liberalisme masuk secara paksa ke Indonesia melalui proses penjajahan, khususnya oleh pemerintah Hindia Belanda. Prinsip negara sekular telah termaktub dalam Undang-Undang Dasar Belanda tahun 1855 ayat 119 yang menyatakan bahwa pemerintah bersikap netral terhadap agama, artinya tidak memihak salah satu agama atau mencampuri urusan agama.
Masuknya paham liberalisme juga melalui bidang pendidikan yang dijalankan oleh pemerintah kolonial Belanda melalui Politik Etis di awal abad XX semakin menancapkan liberalisme di Indonesia. Salah satu bentuk kebijakan itu disebut unifikasi, yaitu upaya mengikat negeri jajahan dengan penjajahnya dengan menyampaikan kebudayaan Barat kepada orang Indonesia.
Bentuk pemikiran liberal sangat potensial untuk dapat tumbuh subur di Indonesia, baik liberalisme di bidang politik, ekonomi, atau pun agama. Dalam bidang ekonomi, liberalisme ini mewujud dalam bentuk sistem kapitalisme, yaitu sebuah organisasi ekonomi yang bercirikan adanya kepemilikan pribadi, perekonomian pasar, persaingan, dan motif mencari untung. Dalam bidang politik, liberalisme ini nampak dalam sistem demokrasi liberal yang meniscayakan pemisahan agama dari negara sebagai titik tolak pandangannya dan selalu mengagungkan kebebasan individu. Dalam bidang agama, liberalisme mewujud dalam modernisme, yaitu pandangan bahwa ajaran agama harus ditundukkan di bawah nilai-nilai peradaban Barat.
DAFTAR PUSTAKA
Anonym. Sejarah Masuknya Liberalisme ke Indonesia.
Agung S, Leo. 2013. Sejarah Intelektual. Yogyakarta : Penerbit Ombak.
History. 2012. Perkembangan dan Analis Berbagai Pandangan tentang Paham Liberalisme. Anonym. 2011. Liberalisme: Arti, Isi, dan Masuk ke Indonesia.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar