Kamis, 25 Desember 2014

IMPERIALISME




IMPERIALISME
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Intelektual
Dosen Pengampu Dr. Suranto, M.Pd.





Oleh  :
Adam Sukarno Putra 
NIM 120210302082


Kelas B



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014



BAB 1. PEMBAHASAN

1.1  HAKEKAT IMPERIALISME
1.      Pengertian Imperialisme
Imperialisme secara etimologis berasal dari kata Latin imperare yang artinya memerintah atau menguasai. Kekuasaan untuk memerintah (imperare) disebut imperium dan raja yang memerintah disebut imperator. Pada periode penaklukan kebesaran seorang raja diukur berdasarkan luas daerahnya, maka raja suatu negara ingin selalu memperluas kerajaannya dengan merebut negara-negara lain. Tindakan raja inilah yang disebut imperialisme, dan selanjutnya berkembang pengertian lain sebagaimana yang kita kenal sekarang ini.
Pada awalnya istilah imperium dipakai untuk menyebut wilayah kekuasaan Romawi Kuno yang menyatukan wilayah kekuasaan yang sangat luas. Usaha tersebut dilakukan dengan merebut atau menganeksasi daerah-daerah baik itu daerah sekitarnya maupun daerah yang sangat jauh bahkan diseberang lautan. Imperialisme menurut isitilah (terminologis) ialah politik menguasai negara lain untuk kepentingan negara penjajah. Setiap usaha atau tindakan untuk menguasai daerah lain disebut dengan imperialis. Ada beberapa tokoh yang mengemukakan pengertian imperialism, antara lain:
·         J.A. Habson, imperialism adalah akibat dari system perekonomian yang buruk. Barang yang melimpah di dalam negeri mendorong para produsen untuk mencari daerah pasaran dan menimbulkan imperialism.
·         J. Schumpeter, imperialism adalah kecenderungan dari suatu negara untuk melakukan ekspansi yang tidak terbatas dengan menggunakan kekerasan.
·         Ir. Sukarno, imperilisme adalah suatu keharusan yang ditentukan oleh tinggi rendahnya ekonomi suatu pergaulan hidup. Imperialisme bukan saja system atau nafsu menaklukan negeri atau bangsa lain, tapi dapat juga hanya nafsu atau system mempengaruhi ekonomi negara dan bangsa lain.
1.2  Macam Imperialisme
Imperialism pada dasarnya ada dua macam, hal ii berpijak pada usaha penaklukan yang dilakukan oleh bangsa-bangsa Barat, yakni :
·         Imperialism Kuno
Imperialisme kuno adalah upaya suatu negara mencari tanah jajahan karena terdorong 3G (gold, gospel, glory). Gold adalah mencari kekayaan berupa logam mulia, emas dan perak, termasuk rempah-rempah, gospel, yaitu menyebarkan agama Nasrani, dan glory, yakni untuk kejayaan negeri induknya. Imperialisme kuno ini dipelopori oleh spanyol dan portugis. Imperialisme kuno melakukan praktek penjajahan yang amat buruk, mereka mengangkut sebesar-besarnya kekayaan alam tanah jajahan ke negara penjajah, tanpa memedulikan nasib rakyat jajahan.
·         Imperialism Modern
Imperialisme modern timbul setelah revolusi industri, pertama kali di Inggiris lalu menyebar ke negara Eropa lainnya. Kemajuan industri berdampak pada masalah pemenuhan kebutuhan bahan mentah dan pasar yang luas. Negara penjajah mencari tanah jajahan untuk kepentingan ekonomi dan memenuhi kebutuhan industri yaitu sebagai tempat pengambilan bahan mentah dan pasaran hasil industrinya, sehingga ekonomi merupakan inti dari imperialisme modern. Inggris adalah pelopor imperialisme modern.
1.3  Motivasi Utama Imperialisme
·         Perjuangan untuk memperoleh daerah strategis, basis militer, urat nadi lalu lintas, dan sebagainya.
·         Keinginan untuk membangun imperium ekonomi demi kesejahteraan dari bangsa dan negara yang mendominasi.
·         Usaha untuk mencari daerah pasaran hasil industri, mendapatkan bahan mentah, menanamkan modal yang surplus, dan mendapatkan tenaga buruh yang murah.
·         Pengharapan untuk memperoleh daerah baru agar dapat memindahkan sebagian penduduk dari bangsa yang mendominasi.
1.4  Masuknya Imperialisme di Indonesia
Kedatangan bangsa asing di Indonesia semula bertujuan ingin berdagang rempah-rempah. Namun, kekayaan alam Indonesia yang berlimpah membuat mereka mengubah tujuan menjadi ingin menjajah dan menguasai Indonesia.
Berikut beberapa tujuan bangsa Eropa menguasai Indonesia:
·         Menguasai wilayah strategis guna misi perdagangan dan basis militer.
·         Mengeruk sebanyak-banyaknya kekayaan sumber daya alam suatu wilayah.
·         Menguasai perdagangan rempah-rempah langsung dari daerah sumbernya dengan menerapkan monopoli perdagangan.
·         Mencampuri urusan politik suatu wilayah.
Adapun tahap-tahap masuknya kekuasaan asing di Indonesia sebagai berikut:
1)      Kekuasaan Bangsa Portugis di Indonesia
Tahun 1511, armada penjelajah Portugis di bawah pimpinan Alfonso de Alberqueque tiba di Malaka. Mereka berperang melawan Sultan Malaka, yaitu Sultan Mahmud Syah (1488 – 1528). Setelah Malaka berhasil dikuasai Portugis, perdagangan pun dimonopoli dan dikuasai oleh Portugis. Bangsa Portugis melanjutkan perjalanan dari Pulau Hitu ke Ternate, Maluku, dengan tujuan menguasai daerah penghasil rempah-rempah. Awalnya, kedatangan bangsa Portugis disambut baik oleh Raja Ternate, karena bangsa Portugis membantu Ternate melawan Tidore.
Praktik monopoli perdagangan cengkih yang dilakukan Portugis merugikan Ternate. Lama-kelamaan penguasa Ternate pun menolak bangsa Portugis. Puncak penolakan terjadi setelah Sultan Hairun dibunuh bangsa Portugis. Rakyat Ternate marah dan menyerang Portugis di bawah pimpinan Baabullah, putra Sultan Hairun. Bangsa Portugis dapat diusir dari wilayah Maluku tahun 1575. Setelah diusir dari Kepulauan Maluku, armada Portugis berlayar menuju Sumatra dan Jawa. Di Jawa, armada Portugis menjalin kontak dagang dengan Pasuruan, Blambangan, Banyuwangi, Solo, Yogyakarta, dan Banten. Di Sumatra, bangsa Portugis mencoba menguasai perdagangan lada dan cengkih, namun usahanya gagal karena kuatnya dominasi Kerajaan Aceh.
2)      Kekuasaan VOC (Kompeni Belanda) di Indonesia
Pada tahun 1602, pedagang-pedagang Belanda mendirikan perkumpulan dagang yang disebut Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC). Dalam bahasa Indonesia, perkumpulan dikenal dengan nama Kompeni Belanda. Badan perdagangan Belanda ini pada dasarnya bertujuan mencari keuntungan sebanyak-banyaknya dan untuk dapat memperkuat kedudukannya dalam menghadapi lawan-lawannya, seperti Portugis dan Spanyol. Pembentukan VOC dibantu oleh pemerintah Belanda di bawah Van Oldenbarnevedt. VOC diberi hak istimewa, sehingga menjadi badan yang berdaulat.
Dalam monopoli perdagangan rempah-rempah di Indonesia, VOC memberlakukan hal-hal berikut:
a.       Hak Eksteerpasi, yaitu hak untuk mengurangi hasil rempah-rempan dengan cara menebang atau memusnahkannya bila perlu. Tujuannya agar penawaran rempah-rempah terkendali dengan harga yang tetap menguntungkan VOC.
b.      Pelayaran Hongi (Hongi Tochtan), yaitu pengawasan terhadap pelaksanaan monopoli perdagangan Indonesia. Jika petani menjual rempah-rempahnya kepada pihak selain VOC, maka petani tersebut ditangkap dan rempah-rempahnya dibakar.
Namun, kejayaan VOC tidak berlangsung lama. VOC mengalami kemunduran pada akhir abad XVIII. Sebab-sebab kemunduran VOC sebagai berikut:
·         Banyak pegawai VOC melakukan penyelewengan untuk memperkaya diri sendiri (korupsi)
·         Wilayah Indonesia yang luas memerlukan biaya besar untuk mengelolanya
·         Biaya perang untuk menumpas perlawanan sporadic suku-suku di Indonesia sangat besar
·         Persaingan dengan kongsi dagang negara lain, misalnya EIC milik pemerintah Inggris, semakin tajam



















DAFTAR PUSTAKA
Agung S, Leo. 2013. Sejarah Intelektual. Yogyakarta : Penerbit Ombak.
Anonym. Imperialisme Kuno dan Imperialisme Modern. Dalam http://www.tuanguru.com/2012/06/imperialisme-kuno-dan-modern.html
Azhar, Muhammad. 1996. Filsafat politik. Yogyakarta: PT. Grafindo Pers
Budiardjo, Miriam. 2009.  Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Andrain, Charles F.1992. Kehidupan Politik dan Perubahan Social. Yogyakarta: PT.   Tiara Wacana Yogya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar