IMPERIALISME
Disusun untuk
Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Intelektual
Dosen Pengampu Dr.
Suranto, M.Pd.
Oleh :
Adam Sukarno Putra
NIM 120210302082
Kelas
B
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014
BAB 1. PEMBAHASAN
1.1 HAKEKAT IMPERIALISME
1. Pengertian
Imperialisme
Imperialisme secara etimologis berasal dari kata Latin imperare yang
artinya memerintah atau menguasai. Kekuasaan untuk memerintah (imperare) disebut imperium dan
raja yang memerintah disebut imperator.
Pada periode penaklukan kebesaran seorang raja diukur berdasarkan luas
daerahnya, maka raja suatu negara ingin selalu memperluas kerajaannya dengan
merebut negara-negara lain. Tindakan raja inilah yang disebut imperialisme, dan
selanjutnya berkembang pengertian lain sebagaimana yang kita kenal sekarang
ini.
Pada
awalnya istilah imperium dipakai untuk menyebut wilayah kekuasaan Romawi Kuno
yang menyatukan wilayah kekuasaan yang sangat luas. Usaha tersebut dilakukan
dengan merebut atau menganeksasi daerah-daerah baik itu daerah sekitarnya
maupun daerah yang sangat jauh bahkan diseberang lautan.
Imperialisme menurut isitilah (terminologis) ialah politik menguasai negara
lain untuk kepentingan negara penjajah. Setiap usaha atau
tindakan untuk menguasai daerah lain disebut dengan imperialis. Ada beberapa
tokoh yang mengemukakan pengertian imperialism, antara lain:
·
J.A. Habson, imperialism adalah akibat
dari system perekonomian yang buruk. Barang yang melimpah di dalam negeri
mendorong para produsen untuk mencari daerah pasaran dan menimbulkan
imperialism.
·
J. Schumpeter, imperialism adalah
kecenderungan dari suatu negara untuk melakukan ekspansi yang tidak terbatas
dengan menggunakan kekerasan.
·
Ir. Sukarno, imperilisme adalah suatu
keharusan yang ditentukan oleh tinggi rendahnya ekonomi suatu pergaulan hidup.
Imperialisme bukan saja system atau nafsu menaklukan negeri atau bangsa lain,
tapi dapat juga hanya nafsu atau system mempengaruhi ekonomi negara dan bangsa
lain.
1.2 Macam Imperialisme
Imperialism
pada dasarnya ada dua macam, hal ii berpijak pada usaha penaklukan yang
dilakukan oleh bangsa-bangsa Barat, yakni :
·
Imperialism Kuno
Imperialisme kuno adalah upaya suatu negara
mencari tanah jajahan karena terdorong 3G (gold,
gospel, glory). Gold adalah mencari kekayaan berupa logam
mulia, emas dan perak, termasuk rempah-rempah, gospel, yaitu menyebarkan agama
Nasrani, dan glory, yakni
untuk kejayaan negeri induknya. Imperialisme kuno ini dipelopori oleh spanyol dan
portugis. Imperialisme kuno melakukan praktek penjajahan yang amat buruk,
mereka mengangkut sebesar-besarnya kekayaan alam tanah jajahan ke negara
penjajah, tanpa memedulikan nasib rakyat jajahan.
·
Imperialism Modern
Imperialisme modern timbul setelah revolusi
industri, pertama kali di Inggiris lalu menyebar ke negara Eropa lainnya. Kemajuan
industri berdampak pada masalah pemenuhan kebutuhan bahan mentah dan pasar yang
luas. Negara penjajah mencari tanah jajahan untuk kepentingan ekonomi dan
memenuhi kebutuhan industri yaitu sebagai tempat pengambilan bahan mentah dan
pasaran hasil industrinya, sehingga ekonomi merupakan inti dari imperialisme
modern. Inggris adalah pelopor imperialisme modern.
1.3 Motivasi Utama Imperialisme
·
Perjuangan untuk memperoleh daerah
strategis, basis militer, urat nadi lalu lintas, dan sebagainya.
·
Keinginan untuk membangun imperium
ekonomi demi kesejahteraan dari bangsa dan negara yang mendominasi.
·
Usaha untuk mencari daerah pasaran hasil
industri, mendapatkan bahan mentah, menanamkan modal yang surplus, dan
mendapatkan tenaga buruh yang murah.
·
Pengharapan untuk memperoleh daerah baru
agar dapat memindahkan sebagian penduduk dari bangsa yang mendominasi.
1.4 Masuknya Imperialisme di Indonesia
Kedatangan bangsa asing di Indonesia
semula bertujuan ingin berdagang rempah-rempah. Namun, kekayaan alam Indonesia
yang berlimpah membuat mereka mengubah tujuan menjadi ingin menjajah dan
menguasai Indonesia.
Berikut beberapa tujuan bangsa Eropa menguasai Indonesia:
Berikut beberapa tujuan bangsa Eropa menguasai Indonesia:
·
Menguasai
wilayah strategis guna misi perdagangan dan basis militer.
·
Mengeruk
sebanyak-banyaknya kekayaan sumber daya alam suatu wilayah.
·
Menguasai
perdagangan rempah-rempah langsung dari daerah sumbernya dengan menerapkan
monopoli perdagangan.
·
Mencampuri
urusan politik suatu wilayah.
Adapun tahap-tahap masuknya kekuasaan
asing di Indonesia sebagai berikut:
1)
Kekuasaan Bangsa
Portugis di Indonesia
Tahun 1511, armada penjelajah Portugis di bawah pimpinan Alfonso de
Alberqueque tiba di Malaka. Mereka berperang melawan Sultan Malaka, yaitu
Sultan Mahmud Syah (1488 – 1528). Setelah Malaka berhasil dikuasai Portugis,
perdagangan pun dimonopoli dan dikuasai oleh Portugis. Bangsa Portugis
melanjutkan perjalanan dari Pulau Hitu ke Ternate, Maluku, dengan tujuan
menguasai daerah penghasil rempah-rempah. Awalnya, kedatangan bangsa Portugis
disambut baik oleh Raja Ternate, karena bangsa Portugis membantu Ternate
melawan Tidore.
Praktik monopoli perdagangan cengkih
yang dilakukan Portugis merugikan Ternate. Lama-kelamaan penguasa Ternate pun
menolak bangsa Portugis. Puncak penolakan terjadi setelah Sultan Hairun dibunuh
bangsa Portugis. Rakyat Ternate marah dan menyerang Portugis di bawah pimpinan
Baabullah, putra Sultan Hairun. Bangsa Portugis dapat diusir dari wilayah
Maluku tahun 1575. Setelah diusir dari Kepulauan Maluku, armada Portugis berlayar menuju Sumatra dan Jawa. Di Jawa,
armada Portugis menjalin kontak dagang dengan Pasuruan,
Blambangan, Banyuwangi, Solo, Yogyakarta, dan Banten. Di Sumatra, bangsa
Portugis mencoba menguasai perdagangan lada dan cengkih, namun usahanya gagal
karena kuatnya dominasi Kerajaan Aceh.
2)
Kekuasaan VOC
(Kompeni Belanda) di Indonesia
Pada tahun 1602, pedagang-pedagang
Belanda mendirikan perkumpulan dagang yang disebut Vereenigde Oost Indische
Compagnie (VOC). Dalam bahasa Indonesia, perkumpulan dikenal dengan nama
Kompeni Belanda. Badan perdagangan Belanda ini pada dasarnya bertujuan mencari
keuntungan sebanyak-banyaknya dan untuk dapat memperkuat kedudukannya dalam
menghadapi lawan-lawannya, seperti Portugis dan Spanyol. Pembentukan VOC
dibantu oleh pemerintah Belanda di bawah Van Oldenbarnevedt. VOC diberi hak
istimewa, sehingga menjadi badan yang berdaulat.
Dalam monopoli perdagangan rempah-rempah
di Indonesia, VOC memberlakukan hal-hal berikut:
a.
Hak Eksteerpasi,
yaitu hak untuk mengurangi hasil rempah-rempan dengan cara menebang atau
memusnahkannya bila perlu. Tujuannya agar penawaran rempah-rempah terkendali
dengan harga yang tetap menguntungkan VOC.
b.
Pelayaran Hongi
(Hongi Tochtan), yaitu pengawasan terhadap pelaksanaan monopoli perdagangan
Indonesia. Jika petani menjual rempah-rempahnya kepada pihak selain VOC, maka
petani tersebut ditangkap dan rempah-rempahnya dibakar.
Namun, kejayaan VOC tidak berlangsung
lama. VOC mengalami kemunduran pada akhir abad XVIII. Sebab-sebab kemunduran
VOC sebagai berikut:
·
Banyak pegawai
VOC melakukan penyelewengan untuk memperkaya diri sendiri (korupsi)
·
Wilayah
Indonesia yang luas memerlukan biaya besar untuk mengelolanya
·
Biaya perang
untuk menumpas perlawanan sporadic suku-suku di Indonesia sangat besar
·
Persaingan
dengan kongsi dagang negara lain, misalnya EIC milik pemerintah Inggris,
semakin tajam
DAFTAR PUSTAKA
Agung
S, Leo. 2013. Sejarah Intelektual.
Yogyakarta : Penerbit Ombak.
Anonym. Imperialisme Kuno dan Imperialisme Modern. Dalam http://www.tuanguru.com/2012/06/imperialisme-kuno-dan-modern.html
Azhar, Muhammad. 1996. Filsafat politik. Yogyakarta: PT.
Grafindo Pers
Budiardjo, Miriam. 2009. Dasar-dasar
Ilmu Politik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Andrain, Charles F.1992. Kehidupan Politik dan Perubahan Social. Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar