“IDEOLOGI NASIONALISME“
MAKALAH
Disusun guna memenuhi tugas mata
kuliah Sejarah iNTELEKTUAL
\
Oleh;
Adam Sukarno Putra
NIM. 120210302082
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN
SOSIAL
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
JEMBER
2014
PEMBAHASAN
Pengertian Nasionalisme
Secara etimologi, nasionalisme berasal dari kata
“nasional” dan “isme” yaitu paham
kebangsaan yang mengandung makna kesadaran dan semangat cinta tanah air,
memiliki kebanggaan sebagai bangsa, memiliki rasa solidaritas terhadap musibah
dan kekurangberuntungan saudara setanah air, persatuan dan kesatuan. Menurut
Ensiklopedi Indonesia : Nasionalisme adalah sikap politik dan sosial dari
sekelompok bangsa yang mempunyai kesamaan kebudayaan, bahasa dan wilayah serta kesamaan cita-cita dan tujuan
dengan meletakkan kesetiaan yang mendalam terhadap kelompok bangsanya.
Nasionalisme
dapat juga diartikan sebagai paham yang menciptakan dan mempertahankan
kedaulatan negara (nation) dengan mewujudkan suatu konsep identitas bersama
untuk sekelompok manusia. Para nasionalis menganggap
negara adalah berdasarkan beberapa "kebenaran politik" (political legitimacy).
Bersumber dari teori romantisme yaitu "identitas budaya", debat
liberalisme yang menganggap kebenaran politik adalah bersumber dari kehendak
rakyat, atau gabungan kedua teor
Nasionalisme, merupakan perpaduan atau sinergi dari
rasa kebangsaan dan paham kebangsaan. Dengan semangat kebangsaan yang tinggi,
kekhawatiran akan terjadinya ancaman terhadap keutuhan dan kesatuan bangsa akan
dapat dielakkan. Dari semangat kebangsaan akan mengalir rasa kesetiakawanan
sosial, semangat rela berkorban, dan dapat menumbuhkan jiwa patriotisme. Rasa
kesetiakawanan sosial akan mempertebal semangat kebangsaan suatu bangsa.
Semangat rela berkorban adalah kesediaan untuk berkorban demi kepentingan yang
besar atau demi negara dan bangsa telah mengantarkan bangsa Indonesia untuk
merdeka. Bagi bangsa yang ingin maju dalam mencapai tujuannya, selain memiliki
semangat rela berkorban, juga harus didukung dengan jiwa patriotik yang tinggi.
Jiwa patriotik akan melekat pada diri seseorang, manakala orang tersebut tahu
untuk apa mereka berkorban.
Kelahioran Nasionalisme di Dunia
Terbentuknya nasionalisme
melalui beberapa fase, yaitu :
a. Nasionalisme
awalnya muncul pada masa kerajaan Yunani, yaitu cita-cita sebagai bangsa
terpilih, kenangan masa lampau, dan harapan masa depan, serta peran terdepan
bangsa mereka. Sebagai bangsa pembangun peradaban.
b. Munculnya benih
kesadaran nasional stelah adanya peristiwa Renaissance dan Reformasi pada abad ke-14.
c. Pada abad ke-17 muncul nasionalisme di Inggris yang diikuti dengan munculnya nasionalisme di Amerika dan Perancis pada abad ke-18.
c. Pada abad ke-17 muncul nasionalisme di Inggris yang diikuti dengan munculnya nasionalisme di Amerika dan Perancis pada abad ke-18.
d. Pada pertengahan abad ke-19 nasionalisme semakin
berkembang di Eropa dari nasionalisme yang awalnya bersifat kemanusiaan berubah
menjadi agresif dan memusuhi bangsa lain. Sejak itu muncullah negara-negara
yang berusaha melakukan imperialisme dan
kolonialisme. Nasionalisme Eropa terjadi pada masa transisi dari masyarakat
feodal ke masyarakat industri yang menghasilkan paham kapitalisme dan
liberalisme.
e. Nasionalisme yang muncul di Eropa berbeda dengan nasionalisme yang muncul
di Asia sebab Nasionalisme di Asia muncul sebagai
reaksi terhadap kolonialisme dan imperialisme bangsa Eropa. Mereka menumbuhkan
nasionalisme untuk melawan penjajahan.
f. Sementara itu
nasionalisme di Indonesia terasa pengaruhnya saat perang untuk memeproleh dan mempertahankan
kemerdekaan Indonesia.
3. KEMUNCULAN
NASIONALISME DI INDONESIA
Sejak abad 19 dan abad
20 muncul benih-benih nasionalisme pada bangsa Asia Afrika khususnya Indonesia.
Faktor-faktor yang mempengaruhi munculnya nasionalisme :
1) Faktor dari dalam (internal)
a. Kenangan kejayaan
masa lampau
Bangsa-bangsa Asia dan
Afrika sudah pernah mengalami masa kejayaan sebelum masuk dan berkembangnya
imperialisme dan kolonialisme barat. Bangsa India, Indonesia, Mesir, dan Persia
pernah mengalami masa kejayaan sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat.
Kejayaan masa lampau mendorong semangat untuk melepaskan diri dari penjajahan.
Bagi Indonesia kenangan kejayaan masa lampau tampak dengan adanya kenangan akan
kejayaan pada masa kerajaan Majapahit dan Sriwijaya. Dimana pada masa
Majapahit, mereka mampu menguasai daerah seluruh nusantara, sedangkan masa
Sriwijaya mampu berkuasa di lautan karena maritimnya yang kuat.
b. Perasaan senasib dan sepenanggungan akibat penderitaan dan kesengsaraan masa penjajahan
Penjajahan yang dilakukan oleh bangsa-bangsa Eropa terhadap bangsa Asia, Afrika mengakibatkan mereka hidup miskin dan menderita sehingga mereka ingin menentang imperialisme barat.
c. Munculnya golongan cendekiawan
b. Perasaan senasib dan sepenanggungan akibat penderitaan dan kesengsaraan masa penjajahan
Penjajahan yang dilakukan oleh bangsa-bangsa Eropa terhadap bangsa Asia, Afrika mengakibatkan mereka hidup miskin dan menderita sehingga mereka ingin menentang imperialisme barat.
c. Munculnya golongan cendekiawan
Perkembangan
pendidikan menyebabkan munculnya golongan cendekiawan baik hasil dari
pendidikan barat maupun pendidikan Indonesia sendiri. Mereka menjadi penggerak
dan pemimpin munculnya organisasi pergerakan nasional Indonesia yang
selanjutnya berjuang untuk melawan penjajahan.
d. Paham nasionalis yang berkembang dalam bidang politik, sosial ekonomi, dan kebudayaan
i. Dalam bidang politik, tampak dengan upaya gerakan nasionalis menyuarakan aspirasi masyarakat pribumi yang telah hidup dalam penindasan dan penyelewengan hak asasi manusia. Mereka ingin menghancurkan kekuasaan asing/kolonial dari Indonesia.
d. Paham nasionalis yang berkembang dalam bidang politik, sosial ekonomi, dan kebudayaan
i. Dalam bidang politik, tampak dengan upaya gerakan nasionalis menyuarakan aspirasi masyarakat pribumi yang telah hidup dalam penindasan dan penyelewengan hak asasi manusia. Mereka ingin menghancurkan kekuasaan asing/kolonial dari Indonesia.
ii. Dalam bidang
ekonomi, tampak dengan adanya usaha penghapusan eksploitasi ekonomi asing.
Tujuannya untuk membentuk masyarakat yang bebas dari kesengsaraan dan
kemelaratan untuk meningkatkan taraf hidup bangsa Indonesia.
iii. Dalam bidang
budaya, tampak dengan upaya untuk melindungi, memperbaiki dan mengembalikan
budaya bangsa Indonesia yang hampir punah karena masuknya budaya asing di
Indonesia. Para nasionalis berusaha untuk memperhatikan dan menjaga serta
menumbuhkan kebudayaan asli bangsa Indonesia.
2) Faktor dari luar (eksternal)
a. Kemenangan Jepang
atas Rusia (1905)
1904-1905 Jepang
melawan Rusia dan tentara Jepang berhasil mengalahkan Rusia. Hal ini
dikarenakan, modernisasi yang dilakukan jepang yang telah membawa kemajuan
pesat dalam berbagai bidang bahkan dalam bidang militer. Awalnya dengan
kekuatan yang dimiliki tersebut Jepang mampu melawan Korea tetapi kemudian dia
melanjutkan ke Manchuria dan beberapa daerah di Rusia. Keberhasilan Jepang
melawan Rusia inilah yang mendorong lahirnya semangat bangsa-bangsa Asia Afrika
mulai bangkit melawan bangsa asing di negerinya.
b. Perkembangan Nasionalisme
di Berbagai Negara
a) Pergerakan
Kebangsaan India
India untuk menghadapi
Inggris membentuk organisasi kebangsaan dengan nama ”All India National
Congres”. Tokohnya, Mahatma Gandhi, Pandit Jawaharlal Nehru, B.G. Tilak,dsb.
Mahatma Gandhi memiliki dasar perjuangan :
1. Ahimsa (dilarang
membunuh) yaitu gerakan anti peperangan
2. Hartal, merupakan
gerakan dalam bentuk asli tanpa berbuat apapun walaupun mereka tetapi masuk
kantor atau pabrik
3. Satyagraha
merupakan gerakan rakyat India untuk tidak bekerja sama dengan pemerintah
kolonial Inggris.
4. Swadesi merupakan gerakan rakyat India untuk memakai barang-barang buatan negeri sendiri
Selain itu adanya pendidikan Santiniketan oleh Rabindranath Tagore
4. Swadesi merupakan gerakan rakyat India untuk memakai barang-barang buatan negeri sendiri
Selain itu adanya pendidikan Santiniketan oleh Rabindranath Tagore
b) Gerakan Kebangsaan
Filipina
Digerakkan oleh Jose
Rizal dengan tujuan untuk mengusir penjajah bangsa Spanyol di Wilayah Filipina.
Jose ditangkap tanggal 30 September 1896 dijatuhi hukuman mati. Akhirnya
dilanjutkan Emilio Aquinaldo yang berhasil memproklamasikan kemerdekaan
Filipina tanggal 12 Juni 1898 tetapi Amerika Serikat berhasil menguasai
Filipina dari kemerdekaan baru diberikan Amerika Serikat pada 4 Juli 1946.
c) Gerakan Nasionalis
Rakyat Cina
Gerakan ini dipimpin
oleh Dr. Sun Yat Sen, yang mengadakan pembaharuan dalam segala sektor kehidupan
bangsa Cina. Dia menentang kekuasaan Dinasti Mandsyu. Dasar gerakan San Min Chu
I:
b. Republik Cina adalah
suatu negara nasional Cina
c. Pemerintah Cina
disusun atas dasar demokrasi (kedaulatan berada di tanggan rakyat)
d. Pemerintah Cina
mengutamakan kesejahteraan sosial bagi rakyatnya.
Apa yang dilakukan
oleh Dr. Sun Yat Sen sangat besar pengaruhnya terhadap pergerakan rakyat
Indonesia. Terlebih lagi setelah terbentuknya Republik Nasionalis Cina (1911)
d) Pergerakan Turki
Muda (1908)
Dipimpin oleh Mustafa
Kemal Pasha menuntut pembaharuan dan modernisasi di segala sektor kehidupan
masyarakatnya. Ia ingin agar dapat mengembangkan negerinya menjadi negara
modern. Gerakan Turki Muda ini banyak mempengaruhi munculnya pergerakan
nasional di Indonesia.
e) Pergerakan
Nasionalisme Mesir
Dipimpin oleh Arabi
Pasha (1881-1882) dengan tujuan menentang kekuasaan bangsa Eropa terutama
Inggris atas negeri Mesir. Adanya pandangan modern dari Mesir yang dikemukakan
oleh Muhammad Abduh mempengaruhi berdirinya organisasi-organisasi keagamaan di
Indonesia seperti Muhammaddiyah.
Intinya dengan gerakan kebangsaan dari berbagai negara tersebut mendorong negara-negara lain termasuk Indonesia untuk melakukan hal yang sama yaitu melawan penjajahan dan kolonialisme di Negaranya.
c. Munculnya Paham-paham baru
Intinya dengan gerakan kebangsaan dari berbagai negara tersebut mendorong negara-negara lain termasuk Indonesia untuk melakukan hal yang sama yaitu melawan penjajahan dan kolonialisme di Negaranya.
c. Munculnya Paham-paham baru
Munculnya paham-paham
baru di luar negeri seperti nasionalisme, liberalisme, sosialisme, demokrasi
dan pan islamisme juga menjadi dasar berkembangnya paham-paham yang serupa di
Indonesia. Perkembangan paham-paham itu terlihat pada penggunaan ideologi-ideologi
(paham) pada organisasi pergerakan nasional yang ada di Indonesia.
Nasionalisme Indonesia sebagai Prasyarat
Nasionalisme
Indonesia pernah mendapatkan pamor tinggi ketika mampu berperan efektif sebagai
alat perjuangan melawan penjajahan. Nasionalisme Indonesia menjadi pembeda “kawan
dan lawan”. Bahkan melalui para pemimpinnya mampu didayagunakan sebagai
perekat elemen perjuangan bangsa untuk merebut dan mempertahankan kemerdekaan.
Pasca
PD II kolonialisme runtuh, di satu sisi tumbuh subur negara merdeka lepas dari
penjajahan, di sisi lain terjadi kristalisasi dunia dalam dua blok besar
ideologi, Marxisme/Komunisme dan Kapitalisme Liberalisme. Nasionalisme meredup
seolah hanya menjadi aliran pinggiran disetarakan dengan ikatan sosial
perkerabatan dan ikatan sejenis lainnya. Runtuhnya Blok timur di tahun 1980-an
yang merupakan simbol kemenangan kapilatisme/liberalisme melahirkan isu
globalisasi, yaitu suatu pemikiran dan tindakan yang menekankan pada
universalitas nilai-nilai budaya dan politik serta liberalisasi ekonomi atau
berdasarkan mekanisme pasar bebas.
Pengaruh
globalisasi yang makin menguat seolah mengukuhkan fakta bahwa nasionalisme
“telah kehilangan elannya”. Hal tersebut menimbulkan efek bola salju berupa
keleluasaan elemen strategis bangsa dalam merumuskan “platform politik-nya“.
Sejak era reformasi, bursa kepartaian di Indonesia sebagian menawarkan platform
politik yang “eksklusif dan sektarian”. Wajar manakala sebagian
masyarakat mempertanyakan komitmennya terhadap NKRI, Pancasila dan UUD 1945.
Di sisi lain secara
hipotetis akhir-akhir ini muncul kecenderungan bahwa pemahaman ideologi bangsa
mengalami pendangkalan. Pancasila dan UUD 1945 bukan difungsikan sebagai
formula pembebasan dari kebodohan, kemiskinan dan keterbelakangan, bukan pula
sebagai keyakinan untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan
bangsa, namun lebih mengemuka sebagai sarana menggalang massa dan merebut
kekuasaan.
Spirit
tersebut menciptakan kondisi antagonis karena politik berbasis ideologi
sektarian dengan mudah beraliansi dengan kelompok nasionalis berkarakter
hipokrit oportunis, gerakannya meluas, merambah ke berbagai jalur dan strata
kekuasaan. Hal ini ikut mewarnai peran institusi negara yang harusnya sebagai
ajang loyalitas dan partisipasi masyarakat dalam berbangsa dan bernegara untuk
mencapai tujuan negara tanpa diskriminasi, direduksi untuk kepentingan jangka
pendek, sebagian dibelokkan serta disisipi kepentingan eksklusif sektarian
pemegang kekuasaan politik, bahkan diperas untuk memperkaya diri.
Kondisi
tersebut merefleksikan bahwa pembentukan bangsa Indonesia adalah pekerjaan yang
belum selesai. Negara bangsa yang relatif masih muda masih terus dipenuhi beban
dan dinamika “primordial sentiment” konco-isme, dan sebagai “kuda
tunggangan” sehingga makin berat untuk mencapai integrasi nasional. Untuk
membangun negara bangsa, makin banyak dibutuhkan energi gerak integrasi
masyarakat. Upaya persemaian dalam ikatan-ikatan kultural agar tumbuh menjadi
ikatan yang lebih luas yang mendukung pemerintahan nasional makin sulit
diwujudkan karena bagaikan tanaman yang kurang pupuk dan terserang hama. Ada
beberapa alasan dan penjelasan dari kondisi dan tantangan tersebut.
Konsep Nasionalisme di Indonesia
a.
Negara-bangsaMenurut pasal 1 UUD 1945 dijelaskan bahwa negara Indonesia adalah
negara kesatuan yang berbentuk
republik. Republik merupakan bentuk negara kesatuan Indonesia yaitu : suatu bentuk pemerintahan yang bersifat antithesis
monarki dan kepala pemerintahan bukanseorang raja dan dengan system
pemilihan umum untuk menduduki jabatan politiknya. Selain bentuk dan kedaulatan negara konsikusi UUD
1945 juga memuat ketentuan-ketentuantentang kelengkapan negara yang
terdiri dari dasar lembaga legislatif, ksekutif dan
yudikatif pemerintah daerah.
b.
Warga negaraUUD 1945 menentukan bahwa yang
menjadi warga negara Indonesia adalah orang-orangIndonesia asli dan
orang-orang bangsa lain disahkan dengan UU sebagai warga negara.
Ada perbedaan konsepsi antar warga negara dan penduduk yaitu : bahwa
penduduk adalah warganegara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di
Indonesia.
diterimanya
usul tersebut dan ditetapkan UUD 1945 sebagai UUD negara RI. Sejak peristiwaitu maka dasar negara Indonesia yang berkedaulatan
rakyat adalah Pancasila dan kelimasilanya.
Globalisasi
Kehadiran globalisasi tentunya
membawa pengaruh bagi kehidupan suatu negara termasuk Indonesia. Pengaruh
tersebut meliputi dua sisi yaitu pengaruh positif dan pengaruh negatif.
Pengaruh globalisasi di berbagai bidang kehidupan seperti kehidupan politik,
ekonomi, ideologi, sosial budaya dan lain- lain akan mempengaruhi nilai- nilai
nasionalisme terhadap bangsa.
Pengaruh positif globalisasi terhadap nilai- nilai
nasionalisme
1. Dilihat dari globalisasi politik,
pemerintahan dijalankan secara terbuka dan demokratis. Karena pemerintahan
adalah bagian dari suatu negara, jika pemerintahan djalankan secara jujur,
bersih dan dinamis tentunya akan mendapat tanggapan positif dari rakyat.
Tanggapan positif tersebut berupa rasa nasionalisme terhadap negara menjadi
meningkat.
2. Dari aspek globalisasi ekonomi,
terbukanya pasar internasional, meningkatkan kesempatan kerja dan meningkatkan
devisa negara. Dengan adanya hal tersebut akan meningkatkan kehidupan ekonomi
bangsa yang menunjang kehidupan nasional bangsa.
3. Dari globalisasi sosial budaya
kita dapat meniru pola berpikir yang baik seperti etos kerja yang tinggi dan
disiplin dan Iptek dari bangsa lain yang sudah maju untuk meningkatkan kemajuan
bangsa yang pada akhirnya memajukan bangsa dan akan mempertebal rasa
nasionalisme kita terhadap bangsa.
Pengaruh
negatif globalisasi terhadap nilai- nilai nasionalisme
1. Globalisasi mampu meyakinkan
masyarakat Indonesia bahwa liberalisme dapat membawa kemajuan dan kemakmuran.
Sehingga tidak menutup kemungkinan berubah arah dari ideologi Pancasila ke
ideologi liberalisme. Jika hal tesebut terjadi akibatnya rasa nasionalisme
bangsa akan hilang
2. Dari globalisasi aspek ekonomi,
hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri karena banyaknya produk luar
negeri (seperti Mc Donald, Coca Cola, Pizza Hut,dll.) membanjiri di Indonesia.
Dengan hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri menunjukan gejala
berkurangnya rasa nasionalisme masyarakat kita terhadap bangsa Indonesia.
3. Mayarakat kita khususnya anak
muda banyak yang lupa akan identitas diri sebagai bangsa Indonesia, karena gaya
hidupnya cenderung meniru budaya barat yang oleh masyarakat dunia dianggap
sebagai kiblat.
4. Mengakibatkan adanya kesenjangan
sosial yang tajam antara yang kaya dan miskin, karena adanya persaingan bebas
dalam globalisasi ekonomi. Hal tersebut dapat menimbulkan pertentangan antara
yang kaya dan miskin yang dapat mengganggu kehidupan nasional bangsa.
5. Munculnya sikap individualisme
yang menimbulkan ketidakpedulian antarperilaku sesama warga. Dengan adanya
individualisme maka orang tidak akan peduli dengan kehidupan bangsa.
Pengaruh-pengaruh di atas memang
tidak secara langsung berpengaruh terhadap nasionalisme. Akan tetapi secara
keseluruhan dapat menimbulkan rasa nasionalisme terhadap bangsa menjadi
berkurang atau hilang. Sebab globalisasi mampu membuka cakrawala masyarakat
secara global. Apa yang di luar negeri dianggap baik memberi aspirasi kepada
masyarakat kita untuk diterapkan di negara kita. Jika terjadi maka akan
menimbulkan dilematis. Bila dipenuhi belum tentu sesuai di Indonesia.
Dari cara berpakaian banyak remaja-
remaja kita yang berdandan seperti selebritis yang cenderung ke budaya Barat.
Mereka menggunakan pakaian yang minim bahan yang memperlihatkan bagian tubuh
yang seharusnya tidak kelihatan. Pada hal cara berpakaian tersebut jelas- jelas
tidak sesuai dengan kebudayaan kita. Tak ketinggalan gaya rambut mereka dicat
beraneka warna. Pendek kata orang lebih suka jika menjadi orang lain dengan
cara menutupi identitasnya. Tidak banyak remaja yang mau melestarikan budaya
bangsa dengan mengenakan pakaian yang sopan sesuai dengan kepribadian bangsa.
Teknologi internet merupakan
teknologi yang memberikan informasi tanpa batas dan dapat diakses oleh siapa
saja. Apa lagi bagi anak muda internet sudah menjadi santapan mereka sehari-
hari. Jika digunakan secara semestinya tentu kita memperoleh manfaat yang
berguna. Tetapi jika tidak, kita akan mendapat kerugian. Dan sekarang ini,
banyak pelajar dan mahasiswa yang menggunakan tidak semestinya. Misal untuk
membuka situs-situs porno. Bukan hanya internet saja, ada lagi pegangan wajib
mereka yaitu handphone. Rasa sosial terhadap masyarakat menjadi tidak ada
karena mereka lebih memilih sibuk dengan menggunakan handphone. Dilihat dari
sikap, banyak anak muda yang tingkah lakunya tidak kenal sopan santun dan
cenderung cuek tidak ada rasa peduli terhadap lingkungan. Karena globalisasi
menganut kebebasan dan keterbukaan sehingga mereka bertindak sesuka hati
mereka. Contoh riilnya adanya geng motor anak muda yang melakukan tindakan
kekerasan yang menganggu ketentraman dan kenyamanan masyarakat.
Jika pengaruh-pengaruh di atas
dibiarkan, mau apa jadinya genersi muda tersebut? Moral generasi bangsa menjadi
rusak, timbul tindakan anarkis antara golongan muda. Hubungannya dengan nilai
nasionalisme akan berkurang karena tidak ada rasa cinta terhadap budaya bangsa
sendiri dan rasa peduli terhadap masyarakat. Padahal generasi muda adalah
penerus masa depan bangsa. Apa akibatnya jika penerus bangsa tidak memiliki
rasa nasionalisme?
Berdasarkan analisa dan uraian di
atas pengaruh negatif globalisasi lebih banyak daripada pengaruh positifnya.
Antisipasi Pengaruh Negatif Globalisasi Terhadap Nilai
Nasionalisme
Langkah- langkah untuk mengantisipasi dampak negatif
globalisasi terhadap nilai- nilai nasionalisme antara lain yaitu :
1. Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh,
misal semangat mencintai produk dalam negeri.
2. Menanamkan dan mengamalkan nilai- nilai Pancasila
dengan sebaik- baiknya.
3. Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan
sebaik- baiknya.
4. Mewujudkan supremasi hukum, menerapkan dan
menegakkan hukum dalam arti sebenar- benarnya dan seadil- adilnya.
5. Selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang
politik, ideologi, ekonomi, sosial budaya bangsa.
PENUTUP
Kesimpulan
Nasionalisme
dapat juga diartikan sebagai paham yang menciptakan dan mempertahankan
kedaulatan negara (nation) dengan mewujudkan suatu konsep identitas bersama
untuk sekelompok manusia. Para nasionalis menganggap
negara adalah berdasarkan beberapa "kebenaran politik" (political legitimacy).
Bersumber dari teori romantisme yaitu "identitas budaya", debat
liberalisme yang menganggap kebenaran politik adalah bersumber dari kehendak
rakyat, atau gabungan kedua teor
Nasionalisme, merupakan perpaduan atau sinergi dari
rasa kebangsaan dan paham kebangsaan. Dengan semangat kebangsaan yang tinggi,
kekhawatiran akan terjadinya ancaman terhadap keutuhan dan kesatuan bangsa akan
dapat dielakkan. Dari semangat kebangsaan akan mengalir rasa kesetiakawanan
sosial, semangat rela berkorban, dan dapat menumbuhkan jiwa patriotisme. Rasa
kesetiakawanan sosial akan mempertebal semangat kebangsaan suatu bangsa.
Semangat rela berkorban adalah kesediaan untuk berkorban demi kepentingan yang
besar atau demi negara dan bangsa telah mengantarkan bangsa Indonesia untuk
merdeka. Bagi bangsa yang ingin maju dalam mencapai tujuannya, selain memiliki
semangat rela berkorban, juga harus didukung dengan jiwa patriotik yang tinggi.
Jiwa patriotik akan melekat pada diri seseorang, manakala orang tersebut tahu
untuk apa mereka berkorban.
Tetapi Bila Rasa Nasinalisme Berlehan Mengakibatkan
Timbulnya Chauvinisme. Chauvinisme adalah rasa cinta tanah air yang
berlebihan dengan mengagungkan bangsa sendiri dan merendahkn bangsa lain.
Contoh Chauvinisme seperti yang dikemukakan oleh Adolf Hitler dengan
kalimat Deutschland Uber Alles in der Welt ( Jerman di atas
segala-galanya dalam dunia ). Slogan ini kadang masih dipakai di Jerman unutk
memberi semangat pada atlet dalam bertanding. Inggris juga punya slogan Right
or Wrong is My County. Demikian pula Jepang yang menganggap
bangsanya merupakan keturunan Dewa Matahari.
DAFTAR
PUSTAKA
Fahd Reza Abdullah’s Blog. Landasan Teori Tentang
Nasionalisme
Febi’s Blog. Manfaat Sikap Patriotisme dalam
Pendidikan
http://greatnusa.blogspot.com/2011/03/pengertian-nasionalisme-dan-patriotisme.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Nasionalisme/
http://id.shvoong.com/law-and-politics/politics/2164608-pengertian-nasionalisme/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar