“IDEOLOGI FASISME“
MAKALAH
Disusun guna memenuhi tugas mata
kuliah Sejarah iNTELEKTUAL
\
Oleh;
Adam Sukarno Putra
NIM. 120210302082
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN
SOSIAL
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
JEMBER
2014
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur
penulis mengucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berkat limpahan karunia_Nya
penulis dapat menyelesaikan sebuah makalah yang berjudul “Ideologi Fasisme Negara”. Penyusunan makalah ini bertujuan sebagai
penunjang mata kuliah ekologi pemerintahan yang nantinya dapat digunakan
mahasiswa untuk menambah wawasan dan pengetahuannya.
Di dalam
pembuatan makalah ini banyak pihak yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan makalah ini, sehingga makalah ini dapat selesai tepat pada
waktunya. Pertama penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr.Suranto M.Pd selaku dosen pembimbing, karena atas bimbingan dan sarannya jualah penulis
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Terakhir kepada teman-teman yang tidak
bisa penulis sebutkan satu persatu.
Penulis
menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini mungkin banyak terdapat
kesalahan-kesalahan dan masih jauh dari kekurangan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritikan-kritikan dari pembaca, dan mudah-mudahan makalah ini
dapat mencapai sasaran yang diharapkan dan mudah-mudahan makalah ini juga dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Jember, 12 November 2013
Penulis
BAB 2.PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Ideologi
Ideologi adalah
kumpulan ide atau gagasan. Kata ideologi sendiri diciptakan oleh Destutt de
Tracy pada akhir abad ke-18 untuk mendefinisikan "sains tentang
ide". Ideologi dapat dianggap sebagai visi yang komprehensif, sebagai cara
memandang segala sesuatu (bandingkan Weltanschauung), secara umum (lihat
Ideologi dalam kehidupan sehari hari) dan beberapa arah filosofis (lihat
Ideologi politis), atau sekelompok ide yang diajukan oleh kelas yang dominan
pada seluruh anggota masyarakat. Tujuan untama dibalik ideologi adalah untuk
menawarkan perubahan melalui proses pemikiran normatif. Ideologi adalah sistem
pemikiran abstrak (tidak hanya sekadar pembentukan ide) yang diterapkan pada
masalah publik sehingga membuat konsep ini menjadi inti politik. Secara implisit
setiap pemikiran politik mengikuti sebuah ideologi walaupun tidak diletakkan
sebagai sistem berpikir yang eksplisit.
Seperti yang telah kita ketahui, Ideologi adalah kumpulan
idea tau gagasan atau daya cipta. Kata Ideologi sendiri diciptakan oleh Destutt
de Tracy. Ideologi dalam sebuah Negara dapat diartikan sebagai tujuan, visi
atau cara memandang sesuatu.
Selain
definisi di atas, berikut ada beberapa definisi lain tentang ideologi:
Ideologi
adalah sistem perlindungan kekuasaan yang dimiliki oleh penguasa.
· Napoleon:
Ideologi
keseluruhan pemikiran politik dari rival–rivalnya.
· Thomas H:
Ideologi
adalah suatu cara untuk melindungi kekuasaan pemerintah agar dapat bertahan dan
mengatur rakyatnya.
· Francis Bacon:
Ideologi
adalah sintesa pemikiran mendasar dari suatu konsep hidup.
· Dr. Hafidh Shaleh:
Ideologi
adalah sebuah pemikiran yang mempunyai ide berupa konsepsi rasional (aqidah
aqliyah), yang meliputi akidah dan solusi atas seluruh problem kehidupan
manusia. Pemikiran tersebut harus mempunyai metode, yang meliputi metode untuk
mengaktualisasikan ide dan solusi tersebut, metode mempertahankannya, serta
metode menyebarkannya ke seluruh dunia.
·
Ramlan Surbakti
Ideology adalah suatu pandangan atau system nilai yang
menyeluruh dan mendalam tujuan-tujuan yang hendak dicapai oleh suatu
masyarakat, dan mengerti cara-cara yang paling dianggap baik untuk mencapai
tujuan. Tujuan dan cara itu secara moral dianggap paling baik dan adil bagi
penghayanya untuk mengatur perilaku social warga masyarakat dalam berbagai segi
kehidupan ini.
2.2 Pengertian Ideology Fasisme
Fasisme adalah gerakan radikal
ideologi nasionalis
otoriter politik. Fasis berusaha untuk mengatur bangsa menurut perspektif
korporatis, nilai, dan sistem, termasuk sistem politik dan ekonomi. Berdasarkan
dasar teori sebelumnya telah diketahui arti dari Ideologi dan Fasisme.
Sehingga dari kedua kata tersebut dapat disimpulkan bahwa Ideologi Fasisme
merupakan sebuah paham politik yang menjunjung kekuasaan absolut tanpa demokrasi. Ada pula yang
mengartikan bahwa ideologi Fasisme adalah suatu paham yang mengedepankan bangsa
sendiri dan memandang rendah bangsa lain. Dalam paham ini, nasionalisme yang sangat fanatik dan juga
otoriter sangat terlihat.
Fasisme sesungguhnya merupakan ideologi
yang di bangun menurut hukum rimba, fasisme juga bertujuan membuat individu dan
masyarakat berfikir dan bertindak seragam, untuk mencapai tujuan ini fasisme
menggunakan kekuatan dan kekerasan bersama semua metode propaganda bahkan
melakukan genocide (pemusnahan secara teratur terhadap suatu golongan atau
bangsa).Hal tersebut dikarenakan menurut ideologi fasis, Negara bukan ciptaan
rakyat merupakan ciptaan orang kuat .Bila orang kuat sudah membentuk organisasi
Negara, maka negara wajim menggembleng/memaksakan dan mengisi jiwa rakyat.
Fasisme sebagai ideologi berkembang pada abad ke 20 ia menyebar dengan pesat di
seluruh dunia pada perang dunia.
Ideologi Fasisme memiliki beberapa sifat yaitu :
a. Rasisme
Rasisme diartikan sebagai paham yang menerapkan penggolongan atau
pembedaan ciri-ciri fisik ( seperti warna kulit ) dalam masyarakat. Rasisme
juga bisa diartikan sebagai paham diskriminasi suku, agama, ras, golongan
ataupun ciri-ciri fisik umum untuk tujuan tertentu.
b. Militerisme
Militerisme adalah suatu pemerintahan yang didasarkan
pada jaminan keamanannya terletak pada kekuatan militernya dan mengklaim bahwa
perkembangan dan pemeliharaan militernya untuk menjamin kemampuan itu adalah
tujuan terpenting dari masyarakat.Sistem ini memberikan kedudukan yang lebih
utama kepada pertimbangan-pertimbangan militer dalam kebijakannya daripada
kekuatan-kekuatan politik lainnya. Mereka yang terlibat dalam dinas militer pun
mendapatkan perlakuan-perlakuan istimewa.
c. Ultra Nasionalis
Ultra Nasionalis ialah suatu sikap membanggakan suatu Negara (negaranya
sendiri) secara berlebihan sehingga sangat merendahkan Negara yang lainnya.Sehingga
mudah sekali memancing
pertengkaran/peperangan
d. Imperialisme
Imperialisme ialah politik untuk menguasai (dengan paksaan) seluruh dunia untuk
kepentingan diri sendiri yang dibentuk sebagai imperiumnya (hak
memerintah). "Menguasai" disini tidak perlu berarti merebut dengan
kekuatan senjata, tetapi dapat dijalankan dengan kekuatan ekonomi, kultur, agama dan ideologi, asal saja
dengan paksaan.
Empat sifat ideologi fasisme tersebut mengakibatkan
ideologi fasisme ini dapat manghambat Multikulturalisme yaitu pandangan
seseorang terhadap ragam kehidupan seperti kubudayaan, agama, ras.
Evriza (2008:106) mengatakan bahwa
fasisme sebenarnya lebih merupakan gaya politik, daripada ideology sebagai
seperangkat gagasan tentang kebikan bersama. Paham ini merupakan tipe
nasionalisme yang romantis dengan segala kemegahan upacara dan symbol yang
mendukungnya untuk mencapai kebesaran Negara.[1][3]
2.3 Lahirnya Negara Fasis
Fasisme sebagai salah satu lambang kediktatoran sebenarnya
telah muncul jauh sebelum abad ke-20. Fasisme merupakan faham golongan nasionalis
ekstrim yang menganjurkan dijalankannya kekuasaan pemerintah otoriter. Fasisme
mengutamakan kepentingan diatas segala -galanya. Negara fasis umumnya
totalitarian. Negara totalitarian adalah Negara yang menempatkan pemerintah
sebagai pemegang kedaulatan tertinggi. Ciri – ciri Negara totalitarian adalah
hanya ada satu partai yang berkuasa dan dominasi militer yang amat kuat. Ciri
lain adalah mereka menganggap ras mereka lebih tinggi dari ras lainnya.
Negara
– Negara yang berpaham fasis yaitu : Italia, Jerman dan Jepang
1) Fasis
Italia
Italia menjadi salah satu pemenang dalam perang Dunia I,
tetapi Italia amat kecewa karena hanya mendapatkan keuntungan yang sedikit, dan
membuat situasai politik dan ekonomi menjadi tidak stabil. Ekonomi egara
tersebut terus memburuk. Dalam keadaan seperti ini muncul tangan besi Benito
Amilcare Andre Mussolini
a.
Terbentuknya fasisme di Italia
Pada
tahun 1919, Mussolini membentuk partai Fasis ( Fascio de combbattimento ).
Sejak itu ia mengembangkan paham fasis di Italia.
Faktor
– faktor pendorong terbentuknya fasisme di Italia :
1. Kekecewaan rakyat Italia atas penyempitan wilayah akibat
Perang Dunia I.
2. Keinginan Italia untuk mengulang masa kejayaan Romawi.
3. Penderitaan rakyat akibat Perang Dunia I.
4. Kelemahan atas kebajikan pemerintahan Raja Viktor Emmanuel III.
5. Kemenangan Partai Fasis saat pemilu tahun 1922.
6. Berkembangnya Fasisme di Italia
Pada tahuan 1922. Mussolini terpilih menjadi Perdana
Menteri, selanjutnya ia memangkat diri sebagai “ Il Dauce “ ( Sang Pemimpin ).
Upaya
– upaya Mussolini untuk mencapai kejayaan Italia, yaitu :
1. Menyingkirkan lawan – lawan politiknya yang mencoba
merintangi usahanya.
2. Memperkuat angkatan perang.
3. Menguasai selurug laut tengah sebagai Mare Nostrum atau laut
kita.
4. Membentuk “ Re Sorgimento “ dengan semangat “ Italia La
Prima “ ( Italia Raya ).
5. Menduduki Libia, Ethopia ( Absenia ) dan Albania dan lain –
lain.
2. Nazisme di Jerman
Setelah perang Dunia I, Jerman
mengalami kehancuran terutama dalam hal Infrastruktur dan ekonomi. Dalam
kekacauan ekonomi ini muncul tokoh Adolf Jitler. Ia mendirikan Partau Nazi (
National Sozialistice Deutsche Albelter Partai ).
a. Terbentuknya Naziisme di Jerman
Adolf
Hilter merupakan pemimpin Nazisme di Jerman. Visi misi politik Hilter tercemin
dalam bukunya yang berjudul “ Mein Kamf “ ( Perjuangan saya ). Dalam buku
tersebut termuat lima hal pokok, yaitu :
1. Bangsa Jerman ( Ras Arya ) merupakan ras yang paling unggul.
2. Sebagai bangsa yang besar, maka Jerman memerlukan sejumlah
wilayah taklukan.
3.Menggeloralan
Chauvinisme ( Nasional berlebihan ) untuk membangkitkan harga diri bangsa
Jerman.
4. Membangun angkatan perang yang kuat.
5. Membangun Industri secara besar – besaran, dan lain-lain.
3. Militerisme di Jepang
Pada tahun 1914, Jepang di bawah
kaisar Hirota mengalami kemajuan pesat dalam bidang perdagangan, industri, dan
militer menganggap dirinya keturunan Dewa Matahari (Amateraucu Omikami), bangsa
Jepang menganggap bangsa lain lebih rendah. Jepang melancarkan politik eskpansi
ke Negara – Negara di kawasan Asia – Pasifik.
a. Terbentuknya Militerisme di Jepang
Dipelopori oleh perdana Menteri Tanaka,
masa pemerintahan Inasir Hirohito dan dikembangkan oleh Perdana Menteri Hideki
Tojo.
Terbentuknya
Militerisme dipengaruhi oleh faktor – faktro berikut :
1) Keinginan Jepang untuk menduduki daerah sekitarnya yang
memiliki sumber bahan mentah.
2) Keinginan Jepang untuk mengusai dan
memimpin Negara – Negara di sekitarnya.
3) Keinginan Jepang untuk melemahkan
Negara – Negara pesaingnya..
4 Kelemahan pemerintah sipil yang
mengakibatkan ketidakmampuan Jepang dalam mengatasi krisis ekonomi dunia (
Malaise ) pada tahun 1929.
b. Berkambangnya
Militerisme di Jepang
Pada masa pemerintahan kaisar Hirota, Jepang
mulai tampil sebagai Negara industri yang maju. Majunya industri tersebut
Jepang mulai melancarkan politik ekspansi ke Negara – Negara di kawasan Asia
Pasifik.
Dalam
melancarkan politik ekspansinya, kaisar Hirohita melakukan tindakan – tindak
sebagai berikut :
1) Mengobarkan semangat Bushido ( jalan
ksatria ) sebagai semangat berani mati demi Negara dan kaisar.
2) Menyingkirkan tokoh – tokoh politik
yang anti militer.
3) Memodernisasi angkatan perang.
4) Mengenalkan ajara Shinto Hakko Ichi-u, yaitu dunia sebagai
satu keluarga yang dipimpin oleh Jepang.
5) Mempropagandakan Jepang sebagai cahaya, pemimpin dan
pelindung Asia yang membebaskan bangsa – bangsa dari penjajahan bangsa Barat
dll.
2.4 Sebab-Sebab Lahirnya Perang
Dunia II
A.
Sebab
umum
1. Semangat untuk membalas dendam (
Revanche Idea )
Akibat
Perang Dunia I maka mereka yang merasa kalah ingin melakukan balas dendam.
2. Perlombaan Persenjataan
Setiap
Negara berusaha memproduksi senjata melebihi Negara lain dengan alasan umum,
mempertahankan diri.
3. Politik Aliansi ( persekutuan
mencari kawan )
Politik
Aliansi ini menimbulkan blok – blok antar Negara yang saling bermusuhan.
a)
Blok
sentral ( poros ) : Jerman, Italia,
Jepang, Finlandia, Bulgaria, Hongaria dan
Rumania.
b)
Blok
sekutu : Inggris, Prancis,
Amerika, Uni Soviet, Belanda, Belgia,
Australia, RRC, dll.
4. Terjadinya Konflik Ideologi ( paham
).
Sesudah
Perang Dunia I muncul 3 kelompok negara yang saling bertentangan ideologinya :
a)
Demokrasi
Liberal : Mendorong
persaingan bebas.
b)
Fasisme
– Chauvinesme : Hanya
mementingkan diri sendiri
c)
Sosialisme
– komunisme : Mementingkan rasa
milik bersama
5. Adanya Politik Ekspansi ( peluasan
wilayah ) negara – negara fasis :
a)
Jerman
dengan politik Lebensraum
b)
Italia dengan semboyan Italia Ireedenta ( Italia La Prima )
c)
Jepang dengan semangat Hokko-ichi-u.
6. Pertentangan antar Negara imperialis
:
Pertentangan
antara Negara imperialism ini erat kaitannya dengan upaya menguasai wilayah
yang kaya akan bahan menyah industri.
7. Kegagalan LBB ( Liga Bangsa – Bangsa
)
LBB
yang diharapkan mampu menjaga perdamaian dunia ternyata tidak memiliki kekuatan
untuk mencegah tindakan negara – negara besar yang melakukan ekspansi ke Negara
lain.
B.
Sebab
Khusus
1. Perang Dunia II Eropa
Disebabkan
serangan Jerman atas Polandia pada tanggal 1 September 1939. Serangan ini
dilakukan dengan dalih mengembalikan kota Donzig di Polandia yang sebagian
besar penduduknya berbangsa Jerman.
2. Perang Dunia II di Asia Pasifik
Serbuan
Jepang terhadap pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat di Pearl Harbour, Hawai
pada tanggal 7 Desember 1941.
2.5 Peristiwa Terjadinya Perang Dunia II
Pada tanggal 7 September 1939 Jerman dengan taktik serangan
kilat ( Blitz kriea ) menyerbu Polandia. Polandia yang netral dibela Inggris
dan Perancis. Kedua negara ini menyatakan perang terhadap Jerman. Perang Dunia
II akhirnya meletus dan melanda seluruh dunia. Inggris segera menggalang
kerjasama dengan Amerika Serikat. Perdana Menteri Winstan Churcill ( Inggris )
dan Presiden Roosevelt ( Amerika Serikat ) mengadakan kesepakatan yang disebut
Piagam Atlantik ( Atlantic Charter ).Bulan Desember, Amerika Serikat masuk
dalam kancah perang setelah Jepang menyerang Pearl Harnour pada tanggal 7
Desember 1941. Setelah menyerang Pearl Harbour, dalam waktu singkat Jepang
dapat menguasai Asia Timur.
Pada tahuan 1943, pasukan sekutu mulai mengebom kota – kota
Jerman. Pada bulan Juli 1943, pasukan sekutu dapat mengusai Sialia, dan dua
bulan kemudian dapat mengusai Italia. Dengan demikian Italia menyerah pada
sekutu.
Bulan
Maret 1945, pasukan sekutu menyebrangi sungai Rhine lalu menguasai kota Berlin.
Jerman akhirnya menyerah kepada sekutu.
Mulai
tahun 1943 keadaan perang mulai membaik, yaitu dengan dijatuhkannya bom atom di
Hirosima ( 6 Agustus 1945 ) dan Nagasaki ( 9 Agustus 1945 ).
Karena
serangan tersebut, Jepang akhirnya menyerah pada 14 Agustus 1945 ( secara resmi
pada 2 September 1945 ). Dengan terjadinya peristiwa tersebut, maka berakhirlah
Perang Dunia II yang terjadi di Asia Pasifik.
2.6 Dampak Perang Dunia II
1. Bidang
Politik
a)
Tampil
dua Negara Adikuasa ( Super Power ), yaitu Amerika Serikat dan Uni Soviet
sebagai pemenang perang.
b)
Terjadinya
perebutan pengaruh antara Amerika Serikat yang berpaham demokrasi liberal
dengan Uni Soviet yang berpaham komunis.
c)
Persaingan
antara kedua Negara Adikuasa dengan ideology berlawanan munculkan perang dingin
( The Cold War ).
d)
Muncul Blok Barat dan Blok Timur dengan NATO dan Palita
Warsawainya.
e)
Berakhirnya
imperalisme dan kolonialesme, khususnya di Asia.
f)
Perjuangan
Nasionalisme di Asia semakin menghebat, antara lain ditandai dengan kemerdekaan
Indonesia, Philipina, India, Pakistan dan Srilanka.
g)
Terpecahnya
banyak Negara di dunia, seperti Jerman, Korea, China, Indocina, India, Yaman,
dan Vietnam.
2.
Bidang Ekonomi
a)
Sektor
– seltor ekonomi dunia mengalami kerusakan.
b)
Sarana
dan prasarana kehidupan, seperti gedung, jembatan, jalan raya, perumahan dan
sebagainya hancur.
c)
Amerika
Serikat muncul sebagai Negara kreditor bagi seluruh dunia. Misalnya melalui “
Marshall Plan “ ( 1974 ), Amerika Serikat memberikan bantuan ekonomi dan
militer kepada negara – negara Eropa Barat.
d)
Perekonomian
dunia terbagi menjadi tiga sistem :
1. Sistem ekonomi liberal :
berlaku di negara – negara kapitalis.
2. Sistem ekonomu komando : berlaku di
negara – negara komunis.
3. Sistem ekonomi campuran : berlaku di
negara – negara yang baru merdeka
e)
Terjadinya
Inflansi ( Penurunan nilai mata uang )
3. Bidang Sosial
a.
Perang
Dunia II menelan korban jutaan Jiwa
b.
Kemiskinan, kelaparan dan wabah penyakit tumbuh dimana –
mana.
c.
Munculnya
gerakan – gerakan social untuk membantu pemulihan kesejahteraan
rakyat yang porak poranda akibat
perang.
d.
Lahirnya
badan – badan social untuk menolong korban perang, misalnya UNRA ( United
Nations Relief Rehabititation Administration ).
2.7 Kelebihan dan Kekurangan suatu Negara yang Berideologi Fasisme
Keunggulan Ideologi Fasisme antara lain:
a.
Memiliki
rasa kesatuan nasional.
Sisi baik yang menonjol dari Ideologi fasisme ini adalah
menguatkan kesatuan dan kesetiakawanan nasional. Karena dalam Ideoligi ini
memiliki sifat ultra Nasionalis sehingga rasa serta tingkat persatuannya sangat
tinggi. kesatuan dalam pemerintahan diktator tidak mengalami gangguan. jika
terdapat hal yang mengganggu kesatuan tersebut, maka akan dimusnahkan untuk
mempertahankan kesatuan tersebut.
b.
Memiliki
tingkat pengawasan dan kedisiplinan yang tinggi.
Dalam pelaksanaannya, Ideologi fasisme ini memiliki sistem
pengawasan yang begitu ketan dan mereka menindas hal yang tidak displin
dan ketidak tepat gunaan. Ideologi Fasisme juga menentukan semua keinginan
badan administrasi dan merangkup segala bidang populasi. Diktator sangat mudah
dalam menetapkan satu hukum pemerintahan, dimana sangat dipatuhi tampa
mengalami kendala yang berat. Dalam ekonomi pun Ideologi ini bisa
menghapuskan pemborosan dari segi produksi dan administrasi, serta membasmi
korupsi dan menyelenggarakan kedisiplinan pejabat. Didalam pemerintahan fasisme
tidak terdapat celah pemogokan dan aksi- aksi demontrasi, yang bisa
mempengaruhi sistem pemerintahan maupun ekonomi.
c.
Dapat
mengambil keputusan pemerintahan yang cepat
Ideologi Fasisme sangat mudah dan cepat dalam
menangani suatu kendala ataupun dalam pengambilan keputusan, terutama
keadaan darurat daripada Ideologi ini bisa dengan segera
mengerahkan seluruh bangsa dalam waktu singkat, bahkan mereka bergerak secara
langsung melaksanakan perintah. Karena tidak ada yang akan memberontak
padaturunnya keputusan pemerintah
d.
Pemerintahan
dipegang oleh Orang yang Ahli
Dikarenakan pemilihan pemerintahan ini berdasarkan kaum elit
dan yang terkuat, maka tidak lain yang memerintah dalam Negara berideologi
Fasisme adalah orang yang unggul dan dengan mudah dan sukses,
menggunakan perlengkapan dan menciptakan sistem pemerintahan yang
tangkas, berdaya guna, setia.
Sedangkan kelemahan dari ideology
fasisme ini adalah berhadapan dengan tekanan dan kekerasan, sehingga membuat rakyat menjadi gemetar ketakutan. Diktator fasis dan
pemerintahannya yang memimpin sistem semacam itu di mana
kekuatan yang brutal, agresi, pertumpahan darah, dan kekerasan menjadi
hukum—mengirimkan gelombang teror ke seluruh rakyat melalui polisi rahasia dan
milisi fasis mereka, yang melumpuhkan rakyat dengan rasa takut.
DAFTAR PUSTAKA
Azhar,
Muhammad. 1996. Filsafat politik.
Yogyakarta: PT. Grafindo Persada
Budiardjo, Miriam. 2009. Dasar-dasar
Ilmu Politik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Evriza.
2008. Ilmu Politik. Depok: ALFABETA
Bandung
Kencana
S, Inu. 1998. Teori dan Analisis Politik
Pemerintahan. Jatinangor: PT. Perca Jakarta
Noer,
Deliar. 1964. Pengantar ke Pemikiran
Politik. Medan:Yayasan Risalah
Rudy,
May. 1992. Pengantar Ilmu Politik.
Bandung: PT. Rafika Aditama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar